Januari 2013,
Demi Ucok merupakan sebuah film yang menceritakan kehidupan
seorang Ibu dan anak. Di mana si Ibu menginginkan anaknya untuk segera menikah.
Di dalam cerita, si Ibu diberi nama Mak Gondut, sedangkan anaknya Gloria
Sinaga. Film ini menceritakan sebuah perjuangan seorang wanita yang ingin
membuat film. Segala cara ia lakukan sampai mencari donasi lewat internet.
Di sini digambarkan bahwa si anak tak mempunyai keinginan
untuk menikah, karena Gloria ingin mengejar mimpinya, yakni membuat film.
Tetapi Mak Gondut sebagai seorang Ibu tak bisa melihat hidup anaknya seperti
itu, apalagi di umurnya yang tinggal beberapa tahun di dunia. Prinsip Mak
Gondut, seorang wanita batak harus menikahi laki-laki batak, dan melahirkan
anak batak. Nah, tapi menurut Gloria, menikah itu hanya mencari titik aman
saja. Dengan menikah semua mimpi tak akan bisa terkejar, karena sibuk dengan
urusan rumah tangga, dan kemudian “Live Boringly ever after”.
Sebuah pandangan,
Dari kalimat itulah yang ingin aku jadikan refleksi. Dan
tentunya ada keterkaitan dari apa yang aku pikirkan jauh dari film ini ada. Hehe
Ya, MENIKAH? Think twice then! (itu adalah perkataanku beberapa tahun yang
lalu). Karena sejauh kasat mata memandang, menikah itu memasuki suatu kehidupan
yang jauuh komplikated. Di mana dua keluarga, dua dunia, kehidupan, karakter,
dan kebiasaan. Beradaptasi dengan orang “lain” yang 100% beda. Hidup bersama
dengan diikat janji, dalam waktu yang lama, mengerti satu sama lain dan harus
mentolerir setiap tindakan yg tidak kita suka. Mungkin aku berkata seperti ini
terlalu egois jika dirasa. Tetapi sebuah kehidupan pernikahan itu tak hanya
sebuah janji untuk hidup bersama selamanya. Tapi LEBIH DARI ITU! Di mana sebuah
kesejahteraan harus dilihat dalam kehidupan ini. Apalagi sebagai wanita yang
notaben nya harus nurut apa kata suami. Hmmm
Menikah, berpasangan, pacaran dan kroni-kroninya
kadang-kadang dianggap sangat penting dalam hidup ini jauh melebihi apapun. Hmmm
karena kalau kita jomblo melulu pasti ditanya “pacarnya mana?” “sudah punya
pacar belum?” “kok belum sih? Cari dong!” errrrrr that’s what people said!
Apalagi aku merasa memasuki fase yang berbeda adalah ketika yang dahulu aku
mikir halah ngapain juga sih punya pacar? Untungnya apa? Cuma disms, ditelfon
gitu? Hal benefit apa yg bisa dipetik? Hih! Hahahahaha Tapiiiiii, setelah lulus
kuliah mulailah ya saudara-saudara yang menanyakan udah punya pacar belum? Yang
dulunya mereka bilang “jangan pacaran dulu, kuliah dulu!”. Dih! Hahahaha apalagi
diumur yang menginjak 23 ini. Gak punya pacar emang kenapa? Masalah? Hahahaha.
Ya sudah lupakan!
Menurutku sih ya memang benar kalau menikah kita tak punya
waktu lagi untuk meraih mimpi kita, kecuali pasangan kita memiliki pandangan
yang sama seperti kita. Dan memang sih ya mending diwujudin dulu sebelum
menikah. Tapi mengurangi umur kita gak? Ya sesuaikan saja dengan kebutuhan! Haha
. Intinya semuanya terserah pandangan masing-masing sih. Demi Ucok adalah gambaran
wanita modern di abad ini. Di mana mimpi itu adalh roh kehidupan.