Wednesday 29 October 2014

Indahnya Anak Krakatau dan Pesona Bawah Laut Lampung Selatan

Posted by Unknown at 22:02 0 comments



Menyusuri pulau-pulau di Lampung Selatan dan hiking ke Anak Gunung Krakatau merupakan paket liburan yang sangat menyenangkan. Tak hanya menikmati indahnya bawah laut, tapi juga menikmati indahnya ketinggian. Sungguh pengalaman dan kesempatan yang luar biasa.

Allah Maha Besar, Allah Maha Kaya, setiap bisa dan diberi kesempatan untuk mengunjungi tempat-tempat baru yang sungguh indah, semakin menambah rasa syukurku akan setiap nikmat yang Allah berikan. Apalagi kesempatan kali ini, bisa melihat dua kreasi Allah sekaligus. Di mana aku bisa melihat alam bawah laut yang dinaungi indahnya makhluk laut macam-macam jenisnya dan melihat tingginya gunung dengan berbagai macam vegetasi yang tumbuh di sekitarnya.

Hanya sekitar satu minggu saja, aku dan seorang teman (Sita) memutuskan untuk menyusuri Selat Sunda ini. Tanpa pikir lama-lama dan tanpa pertimbangan masak-masak. Pokoknya let’s go!!!

Mula Perjalanan
 24 Oktober 2014

Kami berdua berangkat menuju Merak, kami belum tahu wajah dan rekan-rekan yang akan pergi bersama kami. Sampai Merak, ternyata ketua kelompok kami/ PIC yang mengadakan trip ini tidak bisa hadir, rombongan kami sebanyak 17 orang dialihkan ke rombongan Idea Trip dengan pemandu Mba Aya. Tapi, kami hanya dipandu oleh mba Aya saja, untuk hal lain-lain kami dikawal oleh Pak Jasimin yang kemudian kami panggil dengan Pak Jasmin. Hahhahaha

Pak Jasmin yang unik
Perjalanan dimulai dari Merak ke Bakauheni dengan didampingi Mba Aya dan Pak Jasmin dengan jumlah peserta 39 orang. Masalah pertama teratasi, akhirnya kami berdua bergabung dengan Idea Trip. Sekitar pukul 00.30, dengan kapal ferry kami menuju Bakauheni. Hmmm pertama kalinya naik kapal dari Merak ke Bakauheni. Perjalanan dengan kapal diperkirakan memakan waktu 3 jam. Kami memasuki kapal, daaaan seluruh ruangan, baik VIP, Ekonomi, pinggir-pinggir kapal penuh sesak. Hmmm kapal sudah jalan, hari sudah larut, namun hanya untuk menemukan tempat untuk beristirahat saja tak bisa. Akhirnya kami berdua mendapatkan sedikit tempat di bagian atas dekat dengan tempat nahkoda, walaupun sempit, agak letih, dan keringat mengucur, tapi tetap harus semangat dan tertawa. Perjalanan baru dimulai, jadi jangan dicemari dengan keluh kesah. Dan jika ngetrip pokoknya gak boleh ngeluh ataupun menyerah. Meski berada di tempat yang alakadarnya, aku pun masih bisa tidur nyenyak. Hahahha
Tidur ngemper di kapal
 
Akhirnya pukul 03.30 pagi kami sampai di bakauheni, naik angkot Lampung yang berwarna kuning langsung menuju dermaga Canti untuk menyebrang ke Pulau Sabesi dan sekitarnya. Destinasi pertama adalah Pulau Sabuku, akhirnya merasakan juga snorkeling di laut. Hehehe Pertama snorkeling agak sedikit risau untuk menyeimbangkan tubuh di perairan. Setelah snorkeling, kami menuju ke pantainya, di sana aku menemukan pantai yang biru bergradasi dengan pasir putihnya yang putih. OH LUAR BIASA!! Hehe

Pantai Sabuku

Foto-foto sudah, main di pantai sudah, langsung menuju ke Pulau Sabesi untuk cek-in homestay. Kekhawatiran kedua dimulai, karena kami adalah rombongan hibahan, kami harus rela untuk menginap di rumah penduduk. Tapi, lagi-lagi Dewi Fortuna di pihak kami, aku dan Sita mendapatkan kamar yang sama dengan rombongan Idea Trip. Haaaah lega. Hehehehe
First time snorkeling

Makan siang sudah, mari lanjuuut snorkeling lagi. Haha kami menuju ke Pulau cemara 1, masih di bagian Pulau Sabesi. Snorkeling dan main air lagi. Hari sudah beranjak sore, kami menuju ke Pulau Umang-Umang. Pantainya asoooy sekali, sama jernih dan birunya. Gak kelwatan pokoknya buat foto-foto. Hehehe Waktu menunjukkan pukul 17.00, kami meninggalkan Pulau Umang-umang menuju ke Pulau Sabesi untuk istirahat, tapi di perjalanan menuju pulang, bersyukur sekali kami masih bertemu dengan sunset. Melihat sunset dari atas kapal adalah pengalaman pertama bagiku. Senja yang menguning memang selalu memikat hati.
Pulau Umang-umang


Bermalam di pulau Sabesi untuk menunggu pagi. Tak sabar rasanya ingin menanjak ke Anak Gunung Krakatau. Malam itu kami habiskan dengan bercerita dengan teman baru. Pagi pun menjemput, perjalanan ke Anak Krakatau berjalan lancar. Meski ombak sedikit bergejolak tinggi, walhasil seluruh isi perut akhirnya keluar. Sebenarnya agak sedikit takut, di dalam kapal terombang-ambing. Aku pun hanya bisa berzikir dan berdoa supaya selamat. 

Tepat pukul 05.30, kami sampai di Anak Krakatau. Kali ini pantainya berbeda dengan sebelumnya, pasir pantainya berwarna hitam. Katanya itu efek dari gunung anak Krakatau. Aku lebih antusias mendaki gunung daripada menyusuri lautan untuk melihat pesona under water. Hehehhe Mendaki Gunung Anak Krakatau walau hanya level satu.  Mendaki gunung yang berbeda dari biasanya, Anak Krakatau memiliki tanjakan yang dipenuhi dengan pasir. Hanya untuk naik ke level 1 yang membutuhkan waktu kurang lebih setengah jam saja, kami sudah ngos-ngosan karena memang lebih sulit mendaki tanah berpasir daripada tanah yang basah. Kami sangat fokus menanjak ke level 1 Krakatau, sampai tak memperhatikan bawah atau belakang. Kami hanya fokus ke depan, pas aku kelelahan dan tak sengaja melihat ke arah belakang, WOW aku terkagum-kagum, INDAH  bangeeeeet pemandangannya. Serasa ingin berjalan mundur untuk menuju ke atas. Tapi sangatlah tidak mungkin mendaki di tanah berpasir dengan menghadap ke belakang. Haaaah rasanya seperti angin segar, keingingan untuk segera menuju ke atas semakin menggebu-gebu. Ketika sampai di level 1 Anak Krakatau, pemandangannya tak kalah keren. KEREEEEEEN bangeeeet malah, kita bisa berdiri memandang pegunungan yang lain, melihat pulau lain, dan lautan yang luas. Sungguh kebesaran Tuhan tiada duanya. Alhamdulillah bisa melihat ciptaan-Mu yang sungguh indah ini.

Sunrise Anak Krakatau
Setelah dari atas, kami lanjut ke pulau Legon Cabe. Ini adalah destinasi terakhir kami sebelum kembali bertolak ke Jakarta. Snorkeling lagi...foto-foto lagi...melihat pesona under water lagi....Seruuuuuu.
Oke perjalanan snorkeling, main di pantai, dan mendaki gunung telah usai. Kami harus kembali ke kota kejam kesayangan lagi. Hehehhe tapi untunglah saat kami menaiki kapal untuk menyebrang Bakauheni-Merak, kami bisa duduk di ruang VIP. Walau nambah Rp  10,000, namun legaa dan bahagia. Perjalanan lancar sampai ke Jakarta.

Legon Cabe
Trip kali ini sungguh berkesan, selain bisa menikmati paket keindahan sekaligus, teman pun bertambah. Trip usai, namun pertemanan tak berakhir, kami saling bertukar nomor Hp dan berjanji untuk trip bareng lagi.
Pesona under water


In traveling, you will always get new experiences, friends, and perspective in life. Go miles away to love Allah creations. 

Fanny, Febry, Sita, Rena

Pose gak jelas

Iseng banget

Merasa manis :P

Di Pulau Umang-umang

Mau Loncaaat :P

Tapi duduk aja deh XD


Sunset di Selat Sunda

Level 1 Anak Krakatau

Amazing Anak Krakatau

Snorkeling Legon Cabe



Rombongan tour

Bersama Marie, salah satu rombongan
Pasir Hitam Anak Krakatau
Eaaaaaaak


I didn't know what I were thinking why I captured this moment :P

Anak Krakatau in behind

VIP Room

Ruangan VIP di kapal

Wednesday 22 October 2014

Persoalan Rasa

Posted by Unknown at 20:21 0 comments


Apakah rasa itu perlu dipilih? Atau perlu kita pikirkan terlebih dulu kepada siapa rasa itu memilih? Apakah rasa itu dipilih atau memilih sendiri? Tanpa ada rangsangan atau perintah? Dari mana datangnya rasa itu? Dari hati atau logika? Entahlah.

Menjatuhkan rasa itu tak ayal seperti memilih mau minum apa? Kopi atau teh? Ah tapi tak semudah itu aku pikir. Rasa itu tak pernah bisa jatuh ketika pertama kali bertemu, itu hanya nafsu, begitu orang berkata. Benarkah? Ah tidak tahu.

Lalu, apakah rasa itu perlu direnungkan sebelum dijatuhkan? Atau sekonyong-konyong jatuh begitu saja? Kok sepertinya rasa itu seperti buah-buahan yang bisa jatuh begitu saja. 

Ah sudahlah, mungkin rasa itu memang memilih. Ketika rasa dipilih, rasa pun tak serta merta mengiyakan pilihan itu. Dan rasa pun tetap ingin memilih. Ketika rasa sudah memilih, tak mudah rasa itu berpaling. Meski banyak yang mencoba memilihkan rasa kepada pilihan.

Jadi, apa maunya rasa? Hmmm tak mudah mengerti apa yang dimau rasa, karena rasa hanya mau apa yang ia mau. Rasa itu sudah memilih. Titik!

Lalu, apakah yang dipilih rasa memilihnya juga? Kalau tidak bagaimana dengan rasa? Sudahlah  tak perlu banyak bertanya, hanya berbicara yang rasa perlukan.

Tuesday 21 October 2014

Indahnya Kekeluargaan Resensi: Sabtu Bersama Bapak

Posted by Unknown at 01:52 0 comments



October 2014,
 
Menangis ketika membaca buku yang bukan bertema romance yang mengharu biru, bukan tentang penghianatan, dan bukan tentang kesedihan. Tapi, ini buku tentang keluarga. 

Ditulis dengan bahasa yang ringan, sehingga sangat mudah kita memahami tentang alur cerita. Aditya Mulya menulis tentang petuah seorang ayah yang direkam dalam beberapa video. Pak Gunawan namanya, tokoh ayah yang tertuang dalam novel tersebut. Pak Gunawan terserang penyakit kanker, yang berarti ia tidak bisa bertahan hidup lama. Anaknya masih kecil-kecil, ia merasa harus menyiapkan sesuatu untuk bekal anaknya di masa yang akan datang.

Ibu Itje adalah isteri dari Pak Gunawan, ia memiliki dua orang anak bernama Satya dan Cakra. Sang ayah masih punya waktu sekitar satu tahun untuk mempersiapkan segalanya. Ibu Itje yang membantu membuat rekaman yang berisi petuah untuk anak-anaknya. Petuah tersebut dibuat dalam beberapa video. Video sebelum mencapai umur 16 tahun, video setelah 17 tahun dan viseo ketika ia dewasa.

Dari video-video tersebut menggambarkan bagaimana seorang ayah dan suami bertanggung jawab terhadap keluarganya. Petuahnya sangat bijaksana, praktis, dan realistis. Saya sangat setuju dengan bagaimana ia membimbing anaknya. Ia menuturkan keluarganya bagaimana menghadapai kehidupan dan cara penyelesaiannya. Video tersebut sangat membantu seorang Ibu untuk mendidik anak-anaknya seorang diri. 

Di sini, diceritakan hubungan kekeluargaan yang sangat indah. Seorang suami yang sangat tanggung jawab dan bijaksana kepada keluarganya, seorang isteri yang sangat patuh, melengkapi, dan membantu suaminya, dan anak-anak yang sukses dan berbakti kepada orangtuanya. Ya, dari petuah Pak Gunawan tersebut, bisa membuat keluarganya bahagia dan sejahtera.

Selain itu, di novel ini juga menceritakan kehidupan dua tokoh Satya dan Cakra. Satya sudah menikah dengan Rissa dan memiliki 3 anak (Ryan, Miku, dan Dani) sedangkan Cakra adalah jomblo yang sedang mencari cinta. 

Dari cerita Satya, kita bisa belajar bagaimana membangun keluarga yang harmonis dan membimbing anak-anak tumbuh menjadi anak yang siap menghadapi dunia luar. Dari cerita Cakra, kita bisa belajar bagaimana menjadi jomblo berkualitas dan cara memilih pasangan hidup. 

Saya tidak bisa paparkan banyak tentang buku ini. Pokoknya buku ini sangat bernilai untuk dibaca. Untuk orang-orang yang sudah membina keluarga atau sedang mencari pasangan.

Friday 17 October 2014

Magisnya Prambanan di Malam Hari

Posted by Unknown at 02:03 0 comments




Agustus 2014,
Malam minggu di pertengahan bulan Agustus, kami (aku dan Anne) menyebutnya dengan “Malam Minggu Berbudaya”. Hahahahha Ya, karena kami menghabiskan malam indah itu untuk menyaksikan Sendratari Ramayana.

Ada caption dari Pak Soekarno
 
Sebenarnya destinasi kami tak hanya ke Prambanan, kami menyambung perjalanan ini esok harinya ke Dieng (ada di postingan sebelumnya).
 
Kami sampai di Prambanan sudah mepet mendekati acara, jadi kami tak sempat menikmati indahnya Prambanan sebelum petang menjelang. Walaupun sudah direncanakan lama, tapi kami tak merencanakannya secara matang. Pokoknya dateng aja, tidak tau mau tidur di mana, mau naik apa. Bahkan, kalaupun kami tak menemukan penginapan, kami nekat akan cari mushola untuk bermalam. Hahahaha pokoknya hore dan enjoy!! Tapi akhirnya kami dijemput dan diantar oleh Pakde becak dan dicariin penginapan. Ah baiiiiknyaa. Pokoknya setiap travelling selalu saja nemu orang baik, selalu dibantu dan ramah-ramah. Ini yang bikin ketagihan. Hihi

Prambanan di malam hari dengan sorot lampu yang menghadirkan aura magis pada bangunan Candi yang megah itu. Candinya tampak cantik dari kejauhan. Itulah yang menjadi background dalam acara sendratari Ramayana. Acara dimulai pada pukul 19.00. Banyak turis dari mancanegara berdatangan. Ya, sebenarnya hampir 70% penontonnya turis semua.

Tiket masuk Sendratari Ramayana
 
Kali pertama menonton acara ini, ada rasa bangga, takjub, senang, dan mikir juga. Haha bangga karena kualitas dari teatrikal sendratari Ramayana gak sembarangan. Latar dan penarinya pun luar biasa. Mikirnya itu ketika sampai pada cerita Sinta harus membuktikan kesuciannya kepada Rama.
Rama, Shinta, dan Laksamana
Hmmm ya memang sih kesucian seorang wanita itu perlu dijaga HARUS malah. Tapi, di cerita Ramayana ini masih memperlihatkan sekali bahwa wanita harus tunduk kepada laki-laki. Ya, cerita itu ada ketika feminisme belum digalakkan. Hahahha
Narsis dulu sebelum mulai

Menurutku ketika Shinta dibawa ke Alengkadiraja oleh Kurawa, pastikan ya Shinta gak mau dan bahkan membathin. Dia sudah disandera dan susah payah menjaga dirinya. Setelah bisa lepas eh malah disuruh membuktikan kesuciannya, kalau memang Shinta gak selingkuh dengan Kurawa. Sungguh gak percaya sekali. Shinta harus dibakar, kalau dia terbakar berarti dia sudah tidak perawan. Yaaa....untung jaman dulu masih percaya tuh sama energi lain/ dewa yang bisa membantu. Ya kalo di jaman sekarang pastilah terbakar.

Hanoman & Shinta
Untuk keseluruhannya aku sangat terkesima dengan tariannya, di mana budaya jawa yang aluuuuus banget terlihat di sini. Dan tak lain juga Prambanan itu sendiri, yang gagah dan memesona di tengah sorot lampu kuning menyebar.


Ketika Shinta harus membuktikan kesuciannya


Yaaa....tapi layaknya cerita di negeri dongeng, Rama dan Shinta akhirnya bersatu, Shinta masih suci meski telah tinggal bersama Kurawa. Kesetiaan teruji di sini, bagaimana caranya menjaga diri dan mempertahankan cinta. Tsaaaaah

Ketika Rama & Shinta bersatu kembali

Cintai selalu budaya Indonesia!!




 

A Great person is the Best Dreamer Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos