Gak neko-neko kalau orang jawa
bilang. Ya, itulah sederhana. Biasanya kata sederhana mengacu pada sesuatu yang
berbau materi. Tapi, apalah itu memang selalu dikaitkan dengan materi.
Sederhana itu soal selera seseorang, tentang cara bagaimana seseorang memandang
dan menjalani kehidupan.
Gak usah perlu banyak
embel-embel, gak usah terlalu rumit, ya biasa saja. Seperti, berpakaian casual,
flat shoes/ sandal crocks, dan tanpa make up. Ya, sesederhana itu membuatku
lebih nyaman dan PD dalam bergaul. Tanpa harus memakai dress dengan blazer
rapi, high heels, dan make up tebal. Semua itu membuatku tampak rumit, terlalu
artificial. Tapi apakah itu makna sederhana yang sebenarnya? Entahlah. Makna sederhana
itu relatif, tergantung bagaimana
seseorang memaknainya.
Membaca buku, menyesap kopi
sambil berimajinasi selama berjam-jam dengan mengenakan kaos over-sized
melewati hari-hari tanpa terdistraksi. Sangat sederhana, menikmati hidup di
kala luang tanpa diburu-buru ritme hidup yang serba cepat di kota kejam
kesayangan ini. Hari berjalan lamban, hanya ada buku, aku dan kopi. Meski
kebanyakan orang lebih suka pergi ke mall, menikmati live music di tengah
hiruk-pikuk tawa. Ya, akupun senang berkumpul untuk bercengkerama bersama
teman. Tapi, hidup lebih sederhana bila tanpa musik, memaknai hidup dalam sepi.
Meski, banyak yang mengatakan hidup tanpa musik itu tak berarti.
Sederhana itu bila berteman tanpa
mencurigai, peduli tapi tak banyak bertanya. Berteman tanpa harus bergunjing, teman
tapi tidak posesif. Saling mengajari tanpa menggurui.
0 comments:
Post a Comment