Di Pananjakan 3 |
Maret 2014,
Sekali kamu pergi, kamu akan
mendambakannya untuk pergi berkali-kali.
Pergi melihat pesona bumi
pertiwi, siapa yang tidak mau? Negeri ini indah, damai, dan menyejukkan tanpa
dicampuri dengan embel-embel kekuasaan dan politik. Pada Maret lalu, aku
bersama dengan tiga orang temanku mengunjungi salah satu tempat yang begitu indah,
sampai tak kuasa aku menggambarkannya.
Pada awalnya kami berencana untuk
pergi bertujuh. Tapi, akhirnya hanya berempat kami berangkat. Anggota
berguguran satu per satu. Yang membuatku agak kecewa adalah ada satu temanku
yang ketinggalan kereta. Padahal kami berdua yang merencanakan perjalanan ini
dari awal, menyusun semuanya berdua. Mulai dari pemesanan tiket sampai
printilan lainnya. Kami berdua sudah membayangkan perjalanan kami nanti. Ah,
sayang sekali temanku itu ketinggalan kereta, padahal hanya satu menit ia
tertinggal, tapi masinis tak ada ampun. Usahaku merengek-rengek untuk menunda
keberangkatan pun tak dipedulikan. Huhuhu
Perjalanan ke Malang kami mulai
dari meeting point Stasiun Pasar Senen, kami naik kereta ekonomi Matarmaja. 17
jam duduk di kereta ekonomi yang bangkunya terlalu tegak memang membuat sedikit
remuk di badan hahahha. Tapi untuk liburan dan melihat indahnya Bromo, retakpun
akan kami jalani. Sampai di Malang pukul 07.00 pagi pada hari Sabtu. Karena
agenda ke Bromonya pada hari Minggu dini hari, kami memutuskan unttuk
mengunjungi salah satu tempat wisata di Batu Malang. Ya, kami pun pergi ke Jatim
Park. Walaupun arena permainannya mirip Dunia Fantasi Ancol, tapi setidaknya
ada yang berbeda di sini, kami bisa melihat keindahan kota Batu Malang dari
ketinggian yang sungguh luar biasa indahnya.
Saat-saat menunggu Pak Nur di Alun-alun Malang |
Selama menghabiskan waktu di hari
pertama, kami ditemani oleh Pak Nur, ia supir angkot yang mengantarkan kami ke
destinasi yang ingin kami tuju. Orangnya gagah sekali, seorang Aremania sejati.
Di angkotnya pun ada bendera Arema dan segala hal yang berbau Arema. Haha
Bapaknya seru, selama di perjalanan ia cerita tentang Malang, Gunung Kawi, kehidupannya,
pengalamannya, sampai cerita tentang politik negeri ini. Orangnya sangat
berwawasan dan supel.
Gong Selamat Datang Jatim Park |
Sebenarnya kami sudah janjian
dengan Pak Rendy, seorang pemilik homestay dan jip di daerah Tumpang dekat
dengan Bromo. Pagi hari ketika sampai Malang, kami mengabarinya kalau sudah
sampai. Seperti layaknya seorang Bapak, Pak Rendy terus menelpon kami karena
sampai Magrib menjelang kami pun belum sampai di kediaman beliau.
Pukul 19.00 malam baru sampai di
kediaman Pak Rendy. Lagi-lagi kami bertemu dengan orang yang ramah dan baik
sekali. Karena sudah kemaleman sampai di homestay, kami langsung mandi dan
beristirahat. Mendapat kontak Pak Nur dan Pak Rendy di sini sangat membantu
sekali, karena perjalanan ke Bromo, kami mengaturnya sendiri tidak ikut trip.
Temanku yang pernah ke Bromo yang merekomendasikan kontak Pak Rendy ini.
Bersama Pak Rendy |
Pukul 03.00 pagi, perjalanan kami
mulai menuju Pananjakan 3 di jajaran pegunungan Bromo untuk melihat sunrise.
Beruntung, kami mendapat sunrise yang menawan. Pagi hari yang tak pernah aku
alami sebelumnya, melihat jajaran Gunung Bromo dari ketinggian yang diselimuti oleh
kabut. Kami tampak seperti berdiri di atas awan. Subhanallah indahnya.
Sunrise Pananjakan 3 |
Melanjutkan eksplorasi di area Bromo, pukul 06.00 kami
mulai turun ke pegunungan Bromo dan Botok. Hmmm lagi-lagi tak kuasa rahang ini
untuk berbicara karena mata melihat keagungan Tuhan yang sungguh luar biasa
indahnya. Pegunungan yang dikelilingi Bukit nan hijau, pasir yang hitam, dan
wangi kotoran kuda yang masih hangat. Hahahhaha. Berulang-ulang aku hanya bisa
berkata Subhanallaaaaaah terima kasih Allah, engkau telah memberi kesempatan
padaku untuk bisa melihat sekelumit ciptaanmu yang tiada ternilai keindahannya.
Halimah, Reno, Tia, Febri |
Pasir Berbisik |
Bukit Teletubies |
0 comments:
Post a Comment