Dalam foto tersebut tampak
hanyalah seseorang duduk bersila di goa yang berbentuk lambang cinta. Foto
tersebut memiliki caption: Cinta itu sepi. Terkadang caption itu
memberi makna sebuah foto menjadi lebih bermakna. Hal ini membuatku bertanya,
apakah benar cinta itu sepi?
Agaknya cinta itu adalah semacam
suasana ataukah soal rasa? Hmmm akupun tak paham mengenai definisi cinta. Orang
hidup terbelenggu akan cinta atau mendambakannya? Cinta itu apa, mencintai dan
dicintai itu seperti apa, akupun tak mengerti. Begitu banyak sekali yang tak ku
mengerti tentang cinta. Karna cinta hanya bisa dipelajari secara otodidak,
seandainya saja memahami cinta itu bisa dipelajari di bangku sekolah, ada
tes dan ada latihannya, mungkin aku akan termotivasi untuk memahaminya secara
detail. Sayangnya.....kita hanya bisa memahaminya secara otodidak. Ya,
otodidak!
“Cinta itu sepi” apakah orang
tersebut mencintai sepi atau mencinta dalam sepi atau sepi karna cinta?
Entahlah. Sepanjang aku hidup, aku hanya mengerti tentang mencintai Allah,
Bapak, Ibuk, dan masku. Cinta yang membuatku untuk selalu berbakti, membuat
mereka bangga, dan tak ingin sekalipun menorehkan luka. Aku mencintai mereka
dengan caraku sendiri, dengan melantuntan doa di setiap sujudku. Tapi, aku sepertinya
mendambakan cinta yang lain. Mencintai dan dicintai makhluk Allah yang lain,
yang Allah ciptakan untukku. Akupun juga ingin merasakan rasa yang mendamba,
merindu, memikirkannya setiap waktu dan bahagia kala bertemu. Tapi, aku hanya
menunggu waktu, kapan Allah mengilhamiku tentang rasa itu. Tapi sepertinya, aku
tak boleh menunggu. Apakah aku harus mencoba atau mencarinya? Entahlah.
0 comments:
Post a Comment