Agustus 2014,
Malam minggu di pertengahan bulan
Agustus, kami (aku dan Anne) menyebutnya dengan “Malam Minggu Berbudaya”.
Hahahahha Ya, karena kami menghabiskan malam indah itu untuk menyaksikan
Sendratari Ramayana.
Ada caption dari Pak Soekarno |
Sebenarnya destinasi kami tak
hanya ke Prambanan, kami menyambung perjalanan ini esok harinya ke Dieng (ada di postingan sebelumnya).
Kami sampai di Prambanan sudah
mepet mendekati acara, jadi kami tak sempat menikmati indahnya Prambanan
sebelum petang menjelang. Walaupun sudah direncanakan lama, tapi kami tak
merencanakannya secara matang. Pokoknya dateng aja, tidak tau mau tidur di
mana, mau naik apa. Bahkan, kalaupun kami tak menemukan penginapan, kami nekat
akan cari mushola untuk bermalam. Hahahaha pokoknya hore dan enjoy!! Tapi akhirnya kami dijemput dan diantar oleh Pakde becak dan dicariin penginapan. Ah baiiiiknyaa. Pokoknya setiap travelling selalu saja nemu orang baik, selalu dibantu dan ramah-ramah. Ini yang bikin ketagihan. Hihi
Prambanan di malam hari dengan
sorot lampu yang menghadirkan aura magis pada bangunan Candi yang megah itu.
Candinya tampak cantik dari kejauhan. Itulah yang menjadi background dalam
acara sendratari Ramayana. Acara dimulai pada pukul 19.00. Banyak turis dari
mancanegara berdatangan. Ya, sebenarnya hampir 70% penontonnya turis semua.
Tiket masuk Sendratari Ramayana |
Kali pertama menonton acara ini,
ada rasa bangga, takjub, senang, dan mikir juga. Haha bangga karena kualitas
dari teatrikal sendratari Ramayana gak sembarangan. Latar dan penarinya pun
luar biasa. Mikirnya itu ketika sampai pada cerita Sinta harus membuktikan
kesuciannya kepada Rama.
Rama, Shinta, dan Laksamana |
Hmmm ya memang sih kesucian
seorang wanita itu perlu dijaga HARUS malah. Tapi, di cerita Ramayana ini masih
memperlihatkan sekali bahwa wanita harus tunduk kepada laki-laki. Ya, cerita
itu ada ketika feminisme belum digalakkan. Hahahha
Narsis dulu sebelum mulai |
Menurutku ketika Shinta dibawa ke
Alengkadiraja oleh Kurawa, pastikan ya Shinta gak mau dan bahkan membathin. Dia
sudah disandera dan susah payah menjaga dirinya. Setelah bisa lepas eh malah
disuruh membuktikan kesuciannya, kalau memang Shinta gak selingkuh dengan
Kurawa. Sungguh gak percaya sekali. Shinta harus dibakar, kalau dia terbakar
berarti dia sudah tidak perawan. Yaaa....untung jaman dulu masih percaya tuh
sama energi lain/ dewa yang bisa membantu. Ya kalo di jaman sekarang pastilah
terbakar.
Hanoman & Shinta |
Ketika Shinta harus membuktikan kesuciannya |
Yaaa....tapi layaknya cerita di
negeri dongeng, Rama dan Shinta akhirnya bersatu, Shinta masih suci meski telah
tinggal bersama Kurawa. Kesetiaan teruji di sini, bagaimana caranya menjaga
diri dan mempertahankan cinta. Tsaaaaah
Ketika Rama & Shinta bersatu kembali |
Cintai selalu budaya Indonesia!!
0 comments:
Post a Comment