Apa yang terlintas di benakmu
ketika mendengar kata “deadline?” pastilah menuju ke sesuatu yang mencekam,
tergesa-gesa, dan segera. Hmmm ya begitulah. Tapi beda dengan “deadline” yang
satu ini. Yup, ini tentang hal-hal yang sering diperbincangkan oleh orang-orang
yang sering ditanya mengenai “kapan menikah?” “kapan ngenalin calonnya?”. Haha
Mungkin dulu aku pernah juga
menanyakan tentang hal tersebut kepada sodara yang umurnya sudah menginjak 20 –
30 an. Dulu, aku menganggap pertanyaan tersebut biasa-biasa saja. Tapi,
ternyata beda ketika aku berada di posisi itu sekarang. Rasanya dulu ketika
sekolah tak ada sodaraku yang menanyakan “sudah punya pacar belum?” tapi
sekarang mereka yang malah rajin menanyakan hal tersebut.
Dulu, ada teman cowok yang main
ke rumah aja benar-benar gak boleh. Disuruh ngusir malah. Sekarang, malah
dibombardir dengan pertanyaan “mana pacarnya?” Ya, karena sudah terbiasa gak
pacaran dari dulu jadi merasa biasa aja sampai sekarang kalo gak punya pacar.
Tapi sekarang beda, kayaknya sebuah keharusan bagi yang sudah berumur 20an ke
atas memiliki pacar, apalagi sudah lulus kuliah dan sudah bekerja.
Seakan menjadi fase yang mutlak
dalam hidup, sekolah-kuliah-kerja-menikah-memiliki anak. Hal ini menjadikan
orang-orang selalu memusingkan hal-hal tersebut. Kadang aku berpikir tentang tanggapan
orang-orang terhadap “jomblo” di usia tersebut. Sepertinya memiliki pasangan
adalah suatu hal yang paling membahagian di kehidupan ini. Sering sekali
menemui teman-teman yang selalu mengumbar kemesraan di linimasa social media.
Seringkali berdebat mengenai status “single dan inrelationship” dengan mereka.
Menjadi “single” di usia 20an menurutku
adalah suatu yang menguntungkan, karena:
2. Baru menginjak fase baru, kenapa juga harus buru-buru mengikat diri? Nah, karena sudah memiliki penghasilan sendiri, saatnya menjelajah negeri. Mari jalan-jalan!
3. Kalo single, kita tak perlu mengeluarkan uang untuk sekedar kencan, beli hadiah, dsb. Kita jadi lebih bisa menabung lebih banyak.
4. Karena sendiri jadi kita memiliki waktu yang lebih banyak. Kita bisa memanfaatkan waktu banyak. Menyenangkan diri sendiri itu sangat perlu.
5. Lebih mendekatkan diri pada keluarga.
6. Mulai investasi untuk masa depan.
7. Melanjutkan mimpi-mimpi yang belum teraih.
Jadi, nikmati saja masa-masa
sendiri untuk melakukan banyak hal. Tak perlu pusing apa kata orang, jawab saja
dengan senyuman. Tak usah mengkhawatirkan tentang “deadline” yang dibuat oleh
orang kebanyakan. Bahagia itu bukan karena punya pasangan, karena bahagia itu
berasal dari dalam diri kita sendiri. Merasa bersyukur akan semua nikmat Tuhan
membuat kita menjadi lebih bahagia.
0 comments:
Post a Comment