Setelah tinggal di Jakarta baru
tahu kalau banyak yang ingin mendapatkan jodoh orang Jawa. Hahahha. Tapi,
pernah denger gak kalau hanya sekedar mendapatkan restu dari orangtua aja ada banyak
spesifikasinya? Mungkin orang-orang yang tinggal di metropolitan atau orang
yang berasal bukan dari Jawa pasti kurang tahu secara rinci. Atau bahkan anak
muda Jawa jaman sekarang pun juga tak paham tentang (spesifikasi) itu.
Hahahaha. Oke, begini ceritanya.
Pasti sudah pernah dengar kalau
orang Jawa itu (masih) percaya dengan klenik atau mitos. Jadi, untuk menentukan
jodoh atau siapa yang pantas untuk menikahi anaknya (tidak hanya bibit, bobot,
dan bebet aja), orangtua Jawa yang masih menggenggam adat Jawanya pasti akan
melewati tahap perhitungan seperti berikut:
- Kamu lahir hari apa?
- Weton kamu apa?
- Kamu tinggal di mana?
- Kamu anak ke berapa?
Hanya empat aspek, tapi kamu harus
tahu maknanya itu apa. Selain untuk menentukan lolos tidaknya kamu menjadi
menantu orang Jawa, empat aspek tersebut juga dipakai orangtua Jawa untuk
memandang bagaimana kehidupan rumah tanggamu nantinya. Begini alasannya:
- Kamu lahir dari hari Senin – Minggu itu ada itungannya. Selain untuk menentukan hari baik pernikahan anaknya, hal itu juga dipakai untuk menghitung bagaimana posisi kedua pasangan yang akan menikah. Misalnya, si cewek lahir pada hari Sabtu dan si cowok lahir pada hari Senin. Nah, hitungan orang Jawa itu kalau orang yang lahir pada hari Sabtu memiliki “suhu” yang paling tinggi dari seluruh hari. Artinya, ini akan memengaruhi posisi si cowok dalam berumah tangga. Si cowok akan cenderung lebih menurut pada ceweknya, dalam artian ceweknya akan lebih tegas dan pengatur yang baik. Hehehehe
- Nah, tahu kan weton di Jawa itu apa aja? Seperti (Pon, Wage, Kliwon, Legi) weton ini juga memiliki perhitungan. Biasanya weton ini digabung dengan hari nasional. Jadi, weton+hari nasional = mitos itu.
- Tempat tinggalmu di mana itu juga salah satu perkara. Ini untuk melihat arah rumahmu dengan arah rumah pasanganmu. Apakah rumahmu itu di arah Barat, Timur, Utara atau Selatan. Kenapa demikian? Orangtua Jawa akan melihat, apakah rumahmu itu “mujur mayit” atau tidak. Yakni, apakah rumahmu dan rumah pasanganmu itu arahnya membujur seperti arah dikebumikannya orang yang meninggal dunia. Nah, dengan demikian orangtua akan takut jika ternyata rumah kalian itu arahnya demikian. Karena, mereka menganggap jika kalian benar-benar menikah, ini akan membawa sial bagi orangtua kalian nantinya.
- Urutan ke berapa kamu dalam keluargamu juga merupakan salah satu yang membuat orangtua Jawa berpikir. Misalnya, si cowok anak ke 1 dan si cewek anak ke 3. Ini agak susah untuk mendapatkan restu dari orangtua Jawa. Alasanya, kedua orang tersebut akan selalu bertentangan. Mereka percaya bahwa dalam membina rumah tangga nanti, keduanya jarang sekali sejalan. Yang ada akan banyak huru-hara di antara pernikahan mereka.
Ya, seperti itulah orang Jawa
yang masih menjunjung tinggi adat dan kejawennya. Tapi, di jaman modern ini
sudah tidak banyak orang Jawa yang masih memegang pakemnya. Mereka sudah lebih luwes
dengan perkembangan. Apalagi banyak yang menganggap itu hanya mitos belaka.
Untuk kita sebagai orang
beragama, tentunya kita akan percaya Tuhan, bukan klenik atau semacamnya. Kita
sebagai manusia modern dan beragama pastilah lebih realistis dalam menilai dan
memandang semua itu. Kita pasti punya perhitungan tersendiri dan tahu dengan
mendalam siapa yang pantas untuk menjadi pasangan kita. Restu orangtua pastilah
sangat berarti untuk melanggengkan pernikahan dan ridho orangtua sangatlah kita
butuhkan.
Tulisan ini hanya untuk
pengetahuan saja. Di mana kita orang modern, tapi tak serta merta lupa dan
membenci adat dan kepercayaan leluhur. Pikiran kita yang sudah luwes dan
realistis, tentunya akan lebih mengerti dengan bijak.
Salam Orang Jawa!!