September 2013,
Sang Kuning dengan gagahnya
meninggi di antara kepulan asap polusi Ibukota, tanda pagi menjelang.
Manusia-manusia pagi mulai berpendar tuk menjemput rizki. Terlihat, para
pegawai kantoran Ibukota yang rapih dan wangi menembus kerumunan masa untuk
menunggu angkutan kota. Dengan gusar mereka menunggu angkutan kota
menjemputnya. Satu persatu bus kota patas ataupun ekonomi melewati mereka, tapi
sayangnya semua sesak dan penuh dengan penumpang. Satu-satu pula penumpang yang
sudah menunggu lebih dari setengah jam naik ke bus itu. Tak hanya para penunggu
angkutan kota saja yang berjejer di pinggir jalan demi menunggu bus datang.
Tapi, terlihat para penumpang lain yang mengantri di halte Transjakarta. Lebih
penuh dan lebih banyak yang mengantri. Para penumpang mengantri dengan cemas
karena bus Transjakarta tak kunjung datang. Alih-alih naik bus Transjakarta
untuk menghemat waktu dan tepat waktu sampai di kantor, tapi malah telat karena
menunggu bus yang terlalu lama.
Bus Transjakarta memang tidak
bisa diprediksi setiap harinya. Terkadang datang cepat dan tak jarang datang
terlambat. Penumpang sudah menunggu lama, armada busnya tidak begitu banyak dan
tambah lagi jalanan Ibukota macet di mana-mana. Terbayang susahnya untuk sampai
di kantor. Tak hanya itu, penumpang yang sudah menunggu di tiap halte harus
legowo menunggu giliran naik, ya karena hanya satu sampai tiga orang saja yang
bisa keangkut. Untuk keangkut Transjakarta saja sudah suatu kegembiraan bagi
penumpang. Sudah lama menunggu, peluh keringat membasahi, dan di dalam bus pun
kami harus berdesak-desakan. Di dalam bus, kami harus mencari tempat untuk bisa
berdiri dan menjejakkan 2 kaki. Tak banyak space yang diperoleh, bisa berdiri
saja itu sudah syukur.
Hehehe inilah yang disebut dengan
”PEPES” Transjakarta. Kenapa PEPES? Karena seperti yang kita tahu, makanan
pepes itu kan dibungkus daun pisang dan baunya juga khas banget. Seperti halnya
penumpang Transjakarta di pagi dan sore hari ketika para “salary man” alias
pegawai kantoran pergi dan pulang kantor. Jumlah penumpang yang jumlahnya
melebihi batas tertampung semua dalam satu bus, desek-desekan, bau keringet di
mana-mana. Nah, mirip kan sama PEPES? Hehehee penumpang seperti dibungkus di
bus Transjakarta karena dusel-duselan
dan baunya juga khas (alias bau keringat). Hehehehe
Tapi,,,, Transjakarta itu
meskipun tiap hari dicaci dan dihina-hina, namun selalu dicari-cari. Walaupun
begitulah kondisinya tapi tetap saja penumpang rela meng-antre mengular setiap
hari. Entah punya sihir atau bagaimana, namun banyak orang yang memilih naik
bus ini atau mungkin tak ada pilihan lain. Seperti saya, hanya bus Transjakarta
saja yang bisa saya andalkan ketika berangkat kerja pagi hari, karena memang
tak ada pilihan lain selain bus itu. Tapi, jika pulang kerja saya tidak memilih
bus ini untuk mengantarkan pulang, karena saya tak kuat melihat antrean panjang
yang tak kunjung usai di halte Dukuh atas. Hehehe
Begitulah keadaan bus
Transjakarta, mungkin sudah tidak kaget lagi jika anda membaca tulisan saya
ini. Karena memang yaa sudah begitu adanya. Tapi, saya pernah mengalami
kejadian yang sangat memprihatinkan dengan bus ini. Kira-kira empat bulan yang
lalu, ketika saya hendak berangkat kerja arah Kebun Jeruk tapi harus transit di
Halte Harmoni dulu. Seingat saya, ketika bus melewati jalan raya Senen, bus
Transjakarta ngebul atau berasap. Wuiiih para penumpang panik, saya dalam hati
ya Allah tidak sekarang kan saya diambil, udah panik gak karuan dan pintu susah
dibuka pula. Apesnya saya berdiri di dekat pintu, ketika pintu terbuka saya
langsung loncat pertama dan sialnya saya terjatuh, lalu seluruh penumpak yang
hendak menyelamatkan diri malah ikut-ikutan jatuh menibani saya. Bayangkan,
badan sekurus ini tertindih oleh puluhan orang. Rasanya waktu itu udah gak
karuan, sepatu saya entah kemana, badan sakit semua dan alhamdulillah saya
masih hidup. Sungguh pengalaman yang tidak mengenakkan. Sayangnya, tetap saja
ya di Indonesia itu walaupun situasi segenting apapun, tetap aja ada rampok.
Kasihan sekali salah satu penumpang yang terrampok tersebut.
Ini pengalaman saya dengan bus
Transjakarta, bagaimana dengan anda? Hehehe
Tapi tetep semangat yaaa para
pengguna public transportation alias angkutan umum! BRAVO!!!! :D