Thursday 19 September 2013

“PEPES” Transjakarta

Posted by Unknown at 02:03




September 2013,
Sang Kuning dengan gagahnya meninggi di antara kepulan asap polusi Ibukota, tanda pagi menjelang. Manusia-manusia pagi mulai berpendar tuk menjemput rizki. Terlihat, para pegawai kantoran Ibukota yang rapih dan wangi menembus kerumunan masa untuk menunggu angkutan kota. Dengan gusar mereka menunggu angkutan kota menjemputnya. Satu persatu bus kota patas ataupun ekonomi melewati mereka, tapi sayangnya semua sesak dan penuh dengan penumpang. Satu-satu pula penumpang yang sudah menunggu lebih dari setengah jam naik ke bus itu. Tak hanya para penunggu angkutan kota saja yang berjejer di pinggir jalan demi menunggu bus datang. Tapi, terlihat para penumpang lain yang mengantri di halte Transjakarta. Lebih penuh dan lebih banyak yang mengantri. Para penumpang mengantri dengan cemas karena bus Transjakarta tak kunjung datang. Alih-alih naik bus Transjakarta untuk menghemat waktu dan tepat waktu sampai di kantor, tapi malah telat karena menunggu bus yang terlalu lama.

Bus Transjakarta memang tidak bisa diprediksi setiap harinya. Terkadang datang cepat dan tak jarang datang terlambat. Penumpang sudah menunggu lama, armada busnya tidak begitu banyak dan tambah lagi jalanan Ibukota macet di mana-mana. Terbayang susahnya untuk sampai di kantor. Tak hanya itu, penumpang yang sudah menunggu di tiap halte harus legowo menunggu giliran naik, ya karena hanya satu sampai tiga orang saja yang bisa keangkut. Untuk keangkut Transjakarta saja sudah suatu kegembiraan bagi penumpang. Sudah lama menunggu, peluh keringat membasahi, dan di dalam bus pun kami harus berdesak-desakan. Di dalam bus, kami harus mencari tempat untuk bisa berdiri dan menjejakkan 2 kaki. Tak banyak space yang diperoleh, bisa berdiri saja itu sudah syukur.

Hehehe inilah yang disebut dengan ”PEPES” Transjakarta. Kenapa PEPES? Karena seperti yang kita tahu, makanan pepes itu kan dibungkus daun pisang dan baunya juga khas banget. Seperti halnya penumpang Transjakarta di pagi dan sore hari ketika para “salary man” alias pegawai kantoran pergi dan pulang kantor. Jumlah penumpang yang jumlahnya melebihi batas tertampung semua dalam satu bus, desek-desekan, bau keringet di mana-mana. Nah, mirip kan sama PEPES? Hehehee penumpang seperti dibungkus di bus Transjakarta karena dusel-duselan dan baunya juga khas (alias bau keringat). Hehehehe

Tapi,,,, Transjakarta itu meskipun tiap hari dicaci dan dihina-hina, namun selalu dicari-cari. Walaupun begitulah kondisinya tapi tetap saja penumpang rela meng-antre mengular setiap hari. Entah punya sihir atau bagaimana, namun banyak orang yang memilih naik bus ini atau mungkin tak ada pilihan lain. Seperti saya, hanya bus Transjakarta saja yang bisa saya andalkan ketika berangkat kerja pagi hari, karena memang tak ada pilihan lain selain bus itu. Tapi, jika pulang kerja saya tidak memilih bus ini untuk mengantarkan pulang, karena saya tak kuat melihat antrean panjang yang tak kunjung usai di halte Dukuh atas. Hehehe

Begitulah keadaan bus Transjakarta, mungkin sudah tidak kaget lagi jika anda membaca tulisan saya ini. Karena memang yaa sudah begitu adanya. Tapi, saya pernah mengalami kejadian yang sangat memprihatinkan dengan bus ini. Kira-kira empat bulan yang lalu, ketika saya hendak berangkat kerja arah Kebun Jeruk tapi harus transit di Halte Harmoni dulu. Seingat saya, ketika bus melewati jalan raya Senen, bus Transjakarta ngebul atau berasap. Wuiiih para penumpang panik, saya dalam hati ya Allah tidak sekarang kan saya diambil, udah panik gak karuan dan pintu susah dibuka pula. Apesnya saya berdiri di dekat pintu, ketika pintu terbuka saya langsung loncat pertama dan sialnya saya terjatuh, lalu seluruh penumpak yang hendak menyelamatkan diri malah ikut-ikutan jatuh menibani saya. Bayangkan, badan sekurus ini tertindih oleh puluhan orang. Rasanya waktu itu udah gak karuan, sepatu saya entah kemana, badan sakit semua dan alhamdulillah saya masih hidup. Sungguh pengalaman yang tidak mengenakkan. Sayangnya, tetap saja ya di Indonesia itu walaupun situasi segenting apapun, tetap aja ada rampok. Kasihan sekali salah satu penumpang yang terrampok tersebut.

Ini pengalaman saya dengan bus Transjakarta, bagaimana dengan anda? Hehehe

Tapi tetep semangat yaaa para pengguna public transportation alias angkutan umum! BRAVO!!!! :D

0 comments:

Post a Comment

 

A Great person is the Best Dreamer Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos