Resensi Buku
Judul
: Indonesia Bersyukur
Pengarang : Saleha
Juliandi, Akhyari Hananto, Berry Juliandi, Khoirul Anwar, Ustadz Yusuf Mansur
Penerbit
: Pena Nusantara
Tebal Buku : 162
Buku ini merupakan kumpulan tulisan
yang bersifat ilmiah namun ditulis dengan bahasa yang sederhana dan mudah untuk
dimengerti. Buku yang memiliki 162 halaman ini terdiri dari 20 sub-judul, di
antaranya adalah The Winner POL, Keuntungan Bersyukur, Taro, Sang Jutawan
Jerami dan Turbo Codes, Bersama Kesulitan, Selalu Ada Kemudahan dan Kebaikan,
Diplomasi Diam Ala Indonesia, Kita Memiliki Pendidikan Agama, Tuhan Izinkan Aku
Mati di Indonesia, Penjajahan Kasat Mata?, Lansia dan Masyarkat Indonesia Yang
Kolektif – Agamis, Better Train, and More Choices for Us, Persyaratan Sulit,
Gaji Seuprit, Check and Balance dan Corrective-Attitude Sudah Terbangun di
Indonesia, Masyarakat yang Hangat, Moment of Truth 2013, Memperpanjang SIM Jadi
Mudah, Anak-anak Bangsa yang Telah Tercerdaskan, Indonesia Negara Gagal?,
Indonesia Sudah Merdeka!, Perhatian untuk Anak Berkebutuhan Khusus, Keajaiban
dari Sungai Han.
Dua puluh sub judul tersebut memiliki sudut pandang yang menurut saya sangat cerdas, bijaksana, positif dan sangat membangun. Tulisan-tulisan ini pada intinya adalah mengajak para pembaca khususnya masyarakat Indonesia untuk bersyukur dan lebih mengerti seperti apa bangsa kita ini. Mereka memaparkan beberapa fakta mengenai Indonesia tanpa dilebih-lebihkan ataupun berusaha untuk membentuk opini pembaca.
Dari sub-judul tersebut menggambarkan bahwa kita (masyarakat Indonesia) patut bersyukur tinggal, hidup, belajar, bekerja, dan meninggal di tanah Indonesia ini. Indonesia adalah negeri yang terbentang luas dan terdiri dari kekayaan yang sangat melimpah dari barat ke timur, utara ke selatan. Indonesia adalah bangsa yang merdeka yang memiliki perkembangan ekonomi stabil dan meningkat dalam kurun waktu lima tahun terakhir, Indonesia adalah bangsa yang demokratis, memiliki masyarakat yang ramah, stabilitas serta kondisi yang tenang dan damai. Mayarakatnya hidup tenteram dan harmonis walaupun dengan taraf hidup yang pas-pasan, tingkat persaingan yang tinggi namun tak membuat masyarakatnya stress sehingga menciptakan persaingan yang tidak sehat. Pendidikan serta hasil karya anak bangsa sekarang ini sudah terlihat di kancah dunia dan mahasiswa Indonesia pun sudah berani bersaing di kancah internasional.
Setidaknya seperti itu yang dipaparkan dalam buku ini, menurut saya buku ini sangat lugas dan tegas dalam memberikan fakta-fakta mengenai apa yang dialami oleh bangsa kita akhir-akhir ini. Seyogyanya kita sebagai masyarakat Indonesia tak hanya selalu berpikir negatif terhadap bangsa kita, buku ini membuka pandangan dan cakrawala kita mengenai Indonesia. Bangsa kita tak seburuk dan tak segagal apa yang kita lihat di layar kaca, di surat kabar ataupun di media internasional. Karena setiap hari yang disodorkan ke kita hanyalah berita-berita yang penuh dengan “kenestapaan”, seperti berita korupsi yang seakan tak berhenti diberitakan sepanjang tahun 2013 ini, masyarakat miskin, susah sekolah dan tak bergizi cukup, aparat Negara yang malah berseteru satu sama lain, kekayaan Indonesia yang dikeruk oleh bangsa asing, panggung politik yang tak pernah berhenti bergejolak, dan masih banyak lagi. Setiap hari kita sangat jarang melihat berita segar yang bisa membuat kita bangga terhadap negeri ini. Pandangan serta opini masyarakat seakan dibentuk untuk “membenci” negeri ini, untuk selalu skeptis, negatif, serta tak percaya diri bahwa Indonesia “bisa” maju dan berkembang. Alih-alih masyarakatnya bisa bangkit dan mengambil sikap, malah pemudanya saja selalu berpikikir picik terhadap bangsa ini, jika kita tengok sosial media yang notabene penggunanya adalah anak muda, apa yang mereka update adalah kata-kata sampah, keluhan-keluhan dan rasa “sok benar” dengan pemikirannya. Dengan entenggnya memaki-maki Indonesia di segala aspek, padahal dia tak melakukan apa-apa hanya mengeluh dan komplen tentang kekurangan bangsa ini.
Jika memang bangsa ini belum tertata dengan baik seperti bangsa lain, belum bisa memberi apa yang kita minta, tapi setidaknya marilah kita memulai untuk bergerak dan percaya diri bahwa Indonesia bisa meningkat ke tahapan yang lebih baik, jangan hanya mengeluh pada pemerintah, Indonesia tak akan bisa maju jika yang menjalankan hanya pemerintah saja, jika kerjaan pemudannya hanya menuntut saja, tapi mari kita mulai dari pribadi dan tingkah laku kita masing-masing untuk menuju kearah kebaikan. Yaaa mungkin dengan tidak selalu memaki-maki dan mengumpat tentang “bobroknya” Indonesia. Jika kita mau membuka mata, membaca, bergaul, dan mempelajari Indonesia dari segala sisi, pasti kita akan memiliki sikap positif untuk tidak hanya menuntut, tapi “berbuat” sesuatu, tidak untuk Indonesia namun minimal untuk diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Seperti yang dikatakan oleh Bapak Anies Baswedan:
“Indonesia adalah negeri besar dan akan
lebih besar. Sekedar mengeluh dan mengecam kegelapan tidak akan mengubah apapun.
Nyalakan lilin, lakukan sesuatu”.
Kita sudah diberi makan oleh kekayaan bangsa ini,
sudah diberi minum dari tanah bangsa ini, sudah diberi tempat tinggal di tanah
ini, serta diberi pendidikan sampai setinggi ini, tak ada yang bisa kita
berikan selain “Bersyukur Menjadi Bagian dari Indonesia”. Sebagai anak muda,
janganlah berperilaku picik dengan hanya mengagungkan bangsa lain, tapi
mulailah untuk bangga dan percaya diri mejadi masyarakat Indonesia.
Terima kasih, Indonesiaku!
0 comments:
Post a Comment