Suatu malam ketika Ibu ku
menelpon dan menanyakan hal yang tak pernah ia tanyakan sebelumnya.
Biasanya kami hanya bertegur
sapa, menanyakan kabar dan keadaan. Tak banyak yang kami bicarakan. Ia tak
pernah tahu bagaimana pergaulanku, apa saja yang aku lakukan, dengan siapa aku
berteman dan seperti apa polahku di Jakarta ini. Ia sangat percaya kepadaku
kalau aku tak akan berbuat aneh-aneh.
Pada suatu malam, ia menelponku
menanyakan suatu hal yang sebelumnya tak pernah ia tanyakan. Ia bertanya siapa
pacarku dan ia mengingatkanku tentang umurku. Aku kaget karena dalam diam
ternyata Ibuku memikirkan tentang hal itu. Aku merasa tak ada yang masalah
dengan umurku, karena aku anak terakhir, mungkin aku merasa selalu menjadi anak
kecil sehingga aku pribadipun tak begitu memikirkan tentang hal itu.
Kemudian beliau menasehatiku
untuk memikirkan tentang hal itu. Beliau bilang: “boleh kamu bersenang-senang,
tapi jangan lupakan tentang itu.” Aku sontak terkejut dengan perkataan beliau,
menurutku aku masih terlalu dini untuk memikirkan suatu hal yang serius itu,
komitmen yang mengikat seumur hidup. Tapi, dalam diam aku merenung, memang aku
harus memiliki target kapan aku harus mencari teman untuk hidup nantinya.
Tapi..... ya... hanya sekedar
berfikir. Hehehehehe
Aku hanya berkata:
Ya sudahlah bu, aku baru lulus
juga, aku mau menyenangkan diri dulu, aku mau pergi ke beberapa tempat untuk
mencari pengetahuan dan pengalaman, mengerti lebih dalam tentang negeri ini, tentang
dunia ini. Aku akan memikirkannya dan pasti nanti akan datang pada waktunya
siapa teman hidupku nanti. Tidak usah gelisah tentang hal ini, Ibu doakan aku
saja.
Salam,
Anakmu
0 comments:
Post a Comment