Friday, 30 January 2015

PK: Tentang Ber-Tuhan dan Ber-Agama

Posted by Unknown at 01:33




Pernahkah kita bertanya mengenai agama yang kita anut dari sejak lahir? Ataukah bertanya mengenai berapa banyak Tuhan sebenarnya di dunia ini? Kenapa Tuhan dipuja dengan cara yang berbeda-beda, lalu siapa Tuhan itu? Di sinilah film PK membahas semua tentang pertanyaan yang susah untuk dijawab sepanjang hayat. Film ini sangat layak untuk ditonton yang berusaha memberi pemikiran dan informasi tanpa bermaksud menggurui.

PK menanyakan semua tentang itu, tentang Tuhan dan keanekaragaman agama. Bermula dari kehadirannya ke dunia sebagai “alien”,  dia datang dari planet lain dan tak bisa kembali karena “alat” yang bisa dipakai untuk kembali ke planetnya dicuri oleh orang.

Di film ini, PK diumpamakan sebagai seseorang yang berjiwa kosong, tak ber-Tuhan dan tak ber-Agama. Dia bahkan tak tau kenapa kita harus beragama untuk memuja Tuhan. Mungkin banyak juga di antara kita yang pernah bertanya demikian. Tapi, karena kita sudah beragama sejak lahir, orang tua dan keluarga kita juga mempunyai agama yang sama dengan kita. Maka, seakan sangat tabu bagi kita untuk bertanya tentang kenapa harus agama itu yang kita anut.

Saya setuju dengan penggunaan watak PK di sini sebagai orang di luar planet bumi, bukan manusia di bumi atau anak kecil yang bertanya demikian. Karena tentunya orang yang “kosong” jiwanya tidak akan salah dan dihujat jika bertanya tentang banyak agama. Lain halnya jika orang yang sudah tinggal di muka bumi ini bertannya tentang hal serupa.

Tidak semua agama dan tata cara orang memuja Tuhan dibahas di film ini. Hanya beberapa agama yang mungkin dipuja oleh kebanyakan masyarakat di India. Mulai dari agama Hindu, Nasrani, dan Muslim, tiga agama yang sama juga dianut dan diakui oleh masyarakat di Indonesia. 

Pertama agama Hindu, sebagian besar masyarakat di India memeluk agama Hindu. Mereka mengakui banyak dewa dan dewa Syiwa yang dianggap dewa tertinggi. Mereka percaya adanya Tuhan dengan melalui perantara patung Dewa Syiwa. Di sini PK mengikuti cara sembahyang penganut agama Hindu, dengan memberi puji-pujian, makanan, dan minuman seperti beras dan air kelapa. Pemahaman pertama PK adalah Tuhan itu minum air kelapa. Lalu dia membeli patung Dewa Syiwa, karena sepemahamannya Dewa Syiwa adalah Tuhan yang bisa memberi apapun yang ia minta. Lalu, ternyata ia tidak mendapatkan apa-apa setelah ia berdoa dan meminta kepada patung itu. Dia masih bertanya-tanya tentang hal ini.

Kedua agama Nasrani, PK pergi ke Gereja, ia membawa air kelapa seperti cara orang Hindu bersembahyang. Tapi, di Gereja orang membawa minuman wine/ anggur untuk sembahyang. PK bertanya lagi, berarti Tuhan tidak meminum air kelapa lagi, tapi sekarang Tuhan minum anggur.

Ketiga agama Islam, karena pemahaman PK kalau Tuhan itu sekarang minum anggur, lalu ia membeli anggur dan pergi ke tempat beribadah untuk memberikan anggur itu kepada Tuhan. Tapi, ia tidak pergi ke gereja malah pergi ke masjid. Sontak, ia malah dikejar-kejar dan dianggap menghina Tuhan.

Dari pencarian PK mengenai agama dan Tuhan, ia berkesimpulan bahwa kenapa orang-orang memiliki Tuhan yang berbeda-beda dan kenapa Tuhan menjadi seperti “alat” untuk mengembangkan bisnis dan meraup keuntungan. Tapi, tetap saja dia tidak menemukan semua yang ia pertanyakan meski ia telah berdebat dengan pemuka agama Hindu.

Film ini mengajak kita ber-refleksi mengenai Tuhan dan agama. Agama adalah cara orang-orang untuk memuja Tuhan. Memang berbeda-beda tetapi yang dituju sama, yakni Tuhan yang Esa. Manusia memang makhluk empiris dan berakal. Sehingga selalu ingin mencari kebenaran akan pencipta. Dari jaman filsuf, manusia selalu menanyakan mengenai hal ini. Lalu, apakah manusia pernah menemukan jawaban yang mereka inginkan? Entahlah. 

Masalah Tuhan dan agama memang susah untuk dicerna dengan logika, alangkah lebih baik jika kita juga mengimbanginya dengan nurani. Seperti yang dikatakan Aristoteles, hubungan manusia dan Tuhan itu adalah transedental, yakni langsung. Dan manusia menggunakan Khatarsis untuk menyampaikan kepercayaannya kepada Tuhan. Khatarsis adalah perantara yang saya analogikan sebagai agama. Menurut saya agama adalah perantara bagi manusia untuk bermunajat kepada Tuhan. Khatarsis orang-orang di muka bumi ini berbeda-beda tergantung agama apa yang mereka anut. Pastilah ada “sebab” yang menjadikan dunia dan semesta ini ada, yakni Tuhan Yang Maha Esa.

Foto: letmewatchmovies.in

Selamat Menonton! ^_^

0 comments:

Post a Comment

 

A Great person is the Best Dreamer Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos