Teeeeet….teeeeeet…..
Bel tanda istirahat sekolah berbunyi usai Bu. Iren menjelaskan
keanekaragaman budaya Indonesia di kelas 5A. Seketika murid-murid pun
berpencar keluar kelas.
Suasana
di bawah pohon depan kelas pun mulai ramai oleh anak-anak.
“Hey, siapa
yang mau kacang?”, seru Naufal.
Arya
dan Naina yang berada tak jauh dari Naufal mulai mendekat.
Tanpa
permisi, Arya langsung mengambil kacang dan mengunyahnya.
Tiba-tiba
terdengar rintihan Arya. “Aduh.. aduuuh..”. Naufal dan Naina mendekat lalu
bertanya. “Kamu kenapa, Arya?” Tanya Naufal. “Gigiku tanggal,” kata Arya
sembari menahan sakit.
Naina
yang melihat darah di mulut Naufal langsung menutup muka. Sementara Naufal
bantu bersihkan darah yang keluar dari mulut Arya.
“huhuhuuu…
gigiku tanggal,” isak Arya.
“Kamu
jangan nangis. Hmmm…kamu pernah dengar cerita Peri Gigi, nggak?” tanya Naufal.
“Peri
Gigi? Siapa dia?,” jawab Arya bingung.
“Peri
Gigi itu peri yang baik hati. Wajahnya cantik dan lucu seperti tokoh kartun
Princess. Matanya besar, hidungnya mancung, bibirnya mungil, rambutnya panjang
terurai. Dia selalu membawa tongkat yang diujung tongkat ada gigi seri. Banyak
teman aku yang sudah bertemu dengan Peri Gigi,” cerita Naufal.
Arya
dan Naina yang sedari tadi mendengarkan menjadi terkagum-kagum.
“Aku
mau jumpa dengan Peri Gigiiiiiii,” seru Naina dan Arya semangat.
“Tapi
bagaimana caranya bisa bertemu Peri Gigi, ya?,” Tanya Naina lesu.
“Tenang,
kalian bisa bertemu Peri Gigi tapi ada syaratnya,” ujar Naufal.
“Apa
syaratnyaaa?,” imbuh Arya dan Naina antusias.
Naufal
mulai menjelaskan. “syaratnya adalah kalau gigi kamu tanggal, jangan di buang.
Letakan gigi yang tanggal tersebut di bawah bantal tempat tidur kamu.
Ssttttt….tapi harus menunggu malam tiba. Peri Gigi hanya muncul di malam hari,”
terang Naufal.
Arya
yang sangat tertarik mendengarkan Naufal mulai berandai-andai tentang Peri
Gigi. Arya tak sabar menunggu malam tiba.
Ketika
sudah saatnya tidur, Arya terus berdoa agar bisa bertemu dengan Peri Gigi.
Dengan hati-hati, Arya meletakkan gigi tanggalnya di bawah bantal tempat
tidurnya. Tak lupa Arya berdoa dulu sebelum tidur lalu ia tertidur pulas.
Arya
bermimpi bertemu dengan seorang peri cantik mengenakan gaun indah berwarna ungu
muda dan di tangan kanannya memegang tongkat kecil berhiaskan gigi seri di
ujungnya. Mirip seperti yang digambarkan oleh Naufal tentang Peri Gigi, Peri
itu menghampiri dan tersenyum ramah kepada Arya.
“Hai
Arya, apa cita-cita kamu?” “Peri, aku ingin sekali jika besar nanti pergi
keliling dunia seperti Presiden yang terbang dengan pesawat mengelilingi dunia,”
ungkap Arya sungguh-sungguh.
“Amboi,
impian yang luar biasa! Tapi, mengapa kamu lebih tertarik berkeliling dunia?
Padahal, panorama Indonesia tidak kalah bahkan lebih indah dan beragam dari
negara lain manapun. Kamu sudah pernah melihat keanekaragaman budaya
Indonesia?,” Tanya Peri Gigi.
“Belum,
Peri,” imbuh Arya.
“Baiklah,
Peri akan mengajak kamu ke tiga daerah yang menarik di Indonesia. Peri akan
mengajak kamu ke Baduy, Tana Toraja dan Dayak. Kamu mau, kan?“ ajak Peri.
Arya
mengangguk dan pergilah Arya bersama Peri Gigi ke tiga daerah yang dijanjikan.
Peri Gigi mengajak Arya berkeliling ke tiga suku pedalaman Indonesia. Disana,
mereka melihat keanekaragaman tarian, makanan, dan kebudayaan dari
masing-masing daerah.
“Aduhai,
sungguh menakjubkan! Aku senang sekali Peri. Aku bisa belajar banyak dari
perjalanan kita. Di Baduy, aku bisa melihat kehidupan tanpa listrik,
rumah-rumah Tana Toraja yang berdiri gagah, dan tarian suku dayak yang membuat
ku terpesona, “ jelas Arya dengan ceria.
Esok
harinya di sekolah, Arya bertemu dengan Naufal dan Naina. Tak seperti biasanya
ketika bel istirahat berbunyi, Arya mengajak Naufal dan Naina pergi ke
perpustakaan sekolah. “Eiiissst…..kita mau kemana sih, Arya?” keluh Naina.
“Ayolah, kalian berdua ikut saja denganku!“ ajak Arya.
Naufal
dan Naina bingung dan mengikuti Arya dari belakang. Mereka pun bingung lagi
ketika Arya mengambil peta dan buku sosial.
“Kamu
kenapa?” tanya Naufal dengan bingung. “Semalam aku bertemu dengan peri yang
sangat cantik membawa tongkat kecil dan ada gigi seri di ujung tongkat. Persis
seperti yang kamu bilang Naufal tentang sosok Peri Gigi. Aku diajak Peri Gigi
pergi ke tiga tempat yang indah. Nah, dalam buku ini. Indah sekali, lho!”
cerita Arya.
“Jadi…kamu
pergi ke berbagai suku pedalaman Indonesia? tebak Naina dengan cepat.
“Asyik sekali kamu!,” imbuh Naina. “Betul sekali! Makanya aku ingin menunjukkan
buku ini kepada kalian. Di sana indah sekali. Aku belajar dan mengenal berbagai
tradisi mereka. Untung saja aku bertemu dengan Peri Gigi. Sekarang aku tahu
budaya Indonesia seperti yang diajarkan Bu Iren. Memang Indonesia sungguh
indah! Aku keliling dunianya nanti saja deh. Aku mau menjelajahi Indonesia
dulu!” seringai Arya.
0 comments:
Post a Comment