Friday, 26 April 2013

Cloud Atlas, Harmoni dalam Perbedaan

Posted by Unknown at 02:06


Jakarta, April 2013



Judul  Film               :  Cloud Atlas 
Sutradara                 :  Tom Tylker, Andy Wachowski
Bintang                 :  Tom Hanks, Halle Berry, Hugh Grant, Hugo Weaving, Jim Sturgess, Doona Bae,Jim Broadbent
Rated                    :   ****

Beberapa film asal Hollywood atau Amerika memang sering membuat penonton berpikir dan mencari pesan yang tersembunyi dari film yang disajikan. Di awal ceritanya jujur saya agak sedikit bingung mencerna plotnya. Plotnya dibuat campuran, yakni flash back ke masa lampau, diteruskan di masa sekarang, lalu menuju ke masa yang sangat sangat modern. Masa yang mungkin teknologi sudang sangat amat canggih.

Cloud Atlas tak satu-satunya film asal negeri Paman Sam yang memasukkan unsur ke-agnostik-an, yaitu sebuah paham yang menanyakan di mana Tuhan bersal, siapa dia, dan bagaimana wujudnya. Sebelum film Cloud Atlas ini, salah satu film yang menanyakan akan eksistensi Tuhan adalah film Promotheus. Jika kita terlalu hanyut dengan pesan yang dimasukkan dengan lembut, kita akan tertarik untuk ikut menanyakan “Siapa Tuhan itu? Dan dari mana asalnya?” Oke sebelum menuju ke ulasan tentang film ini, saya akan menceritakan terlebih dahulu seperti apa film ini.

Cloud Atlas, merupakan sebuah film yang memiliki beberapa cerita dan berbeda-beda jaman kehidupan. Secara sepintas, kita akan menganggap satu cerita berbeda dengan cerita lainnya, namun dari ke-enam cerita tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain, satu jaman berhubungan dengan jaman lainnya. Tokoh dalam cerita tersebut pun juga dimainkan oleh pemeran yang sama. Ke enam cerita itu memiliki hubungan sebab-akibat dari masing-masing pelaku pada jaman yang berbeda-beda. Tom Hanks, Jim Sturgess dan Halle Berry memainkan enam karakter berbeda di cerita yang berbeda.

Cerita Pertama.  Pada pertengahan abad ke 19  Adam Ewing (Jim Sturgess), seorang pengacara berkebangsaan Amerika berlayar dengan sbeuah kapal melintasi Pasifik Selatan.  Di dalam kapal ia melindungi seorang budak kulit hitam yang melarikan diri.  Adam sendiri kemudian menderita suatu penyakit misterius dan  budak itu juga menyelamatkan hidupnya dari niat jahat orang lain di kapal itu, seorang dokter yang esentrik bernama Henry Goose (Tom Hanks), kapten kapal Molyneuaux (Jim Broandbent).

Cerita kedua, Robert Frobisher (Ben Wishaw) seorang composer di Inggris  pada pertengahan 1930-an menyembunyikan kehidupannya sebagai seorang gay. Kekasihnya bernama Rufus Sixsmith (James D’Arcy) . Dia kemudian bergabung  dan bekerja dengan seorang maestro kenamaan  bernama Vyvyan Ars (Jim Broadbent)  yang ternyata punya niat tersembunyi pada hasil karya musiknya.

Cerita  ketiga, pada 1973 seorang jurnalis bernama Luisa Rey (Halle Berry) mewawancarai Frobisher ketika sudah berusia tua.  Kekasihnya juga maish Rufus, yang kemudian  terbunuh di sebuah kamar hotel.   Pembunuhan ini ternyata  berkaitan dengan keamanan di sebuah pembangkit tenaga nuklir. Di zaman ini Luisa bertemu dengan Isaac Saac  (Tom Hanks) ahli nuklir yang akhirnya tewas dalam ledakan di pesawat terbang.

Cerita keempat, Masa kini (2012)  di Amerika  seorang penerbit bernama Timothy Cavendish ( Jim Broadbent),  seorang penerbit buku. Dia menulsi otobiografi seorang gangster ebrnama Dermot hoggins (Tom Hanks).  Dia kemudian terjebak di sebuah rumah panti jompo.

Cerita kelima, Seoul, Korea Selatan pada 2144 diperintah rezim totaliter corporate yang gemar membuat clone manusia untuk pekerja.  Di antaranya Somni 541 (Donna Bae) yang bekerja di Restoran fast food.  Para penguasa tinggal menghidupkan listrik yang langsung mematikan klonning jika membangkang. Sejumlah clone kemudian menentang rezim ini dibantu suatu kelompok dipimpin deserter tentara Hae Jou (jim Surgess).

Cerita keenam, 106 tahun sesudah peristiwa di korea peradaban manusia runtuh. Sebagain besar kembali ke jaman primitive dan bertahan dalam perang antar suku. Di antaranya di sebuah pulau,   Zachry  Baley (Tom Hanks) di antaranya harus bertahan hidup dari serangan suku lain. Dia dipertemukan dengan Meronym (Halle Berry) manusia dari sisa peradaban modern.  Mereka menemukan fakta tentangg kehidupan di masa lalu.

Harmonisasi Perbedaan,

Dari keenam cerita tersebut saling bersinergi satu sama lain, semua kehidupan berakhir dengan memperbolehkan adanya “perbedaan”. Maka dari itu, perbedaan dianggap hal yang patut untuk didukung dan kenapa harus dilarang? Nah, saya ambil contoh dari cerita pertama, di situ seorang bangsawan kulit putih ditolong oleh budak kulit hitam. Di mana bangsawan kulit putih mempunyai hutang budi nyawa kepada si budak, ia hampir tak tertolong karena racun yang diberikan oleh dokternya. Karena sebelumnya si budak dibantu oleh bangsawan tersebut, maka si budak mau menolong dan menyelamatkan nyawa bangsawan. Di situ terlihat harmonisasi perbedaan antara “si putih dan si hitam”.

Cerita kedua, di kehidupan ini terdapat kamum ‘gay’ yang saling mencintai dan menyayangi satu sama lain, mereka kekasih sejati bak seorang laki-laki dan perempuan. Sampai ketika Robert Frobisher lari dari kekasihnya dan hidup sebagai composer ‘Cloud Atlas’ di kota berbeda, kekasih ‘gay’ nya Sixmith mencari sampai ketemu. Tapi, kisah yang kedua ini tak berakhir dengan bahagia, Robert akhirnya bunuh diri dengan menembak kerongkongannya di bak kamar mandi kamar kosnya sesaat sebelum Sixmith datang. Di sini juga digambarkan adanya kisah kasih yang tak lazim, antara ‘gay’ yang saling memadu kasih. Sebuah perbedaan kodrati yang membentuh harmonisasi cinta kasih.

Cerita kelima, di sini diceritakan seorang perempuan hasil kloningan, Somni 541 yang dianggap sebagai orang yang layak untuk memimpin sebuah persatuan untuk menggagalkan pembunuhan  seperti layaknya ayam yang dipenggal di restoran fast food. Mereka, perempuan-perempuan itu dengan ikhlas memberikan kepalanya untuk dipenggal. Kemudian Somni 541 ditolong oleh Hae Jou untuk menggagalkan praktik tersebut. Akhirnya, Somni 541 jatuh cinta dengan Hae Jou. Somni 541 yang dilahirkan dari penhklona-an dan Hae Jou seorang tentara disaster akhirnya menjadi sepasang kekasih. Kemudian cerita ke-enam, Seorang wanita dari peradaban modern datang ke suku primitive, Meronym menolong Zachry untuk menyelamatkan ia dan sukunya. Akhirnya mereka saling jatuh cinta dan hidup dengan makmur di suatu tempat yang tampaknya adalah luar angkasa. Di sini juga dilihatkan perbedaan bahwa orang yg berasal dari jaman modern menjalin kasih sampai kakek nenek dengan orang primitive.

Nah, dari beberapa contoh yang saya sebutkan, mereka saling jatuh cinta dengan sadarnya mengetahui perbedaan yang mereka punya. Di film ini seakan memperlihatkan bahwa dengan perbedaan dan bahkan tidak dianjurkan secara kodrati serta agama pun mereka dapat menjalin kasih murni dengan segenap ketulusan. Diperlihatkan kepada penonton kalau cinta berasaskan perbedaan itu memang banyak terjadi di dunia. Bahkan sampai perjuangan untuk bisa bersatu, seperti cerita ke-2.

Tak ubahnya seperti di jaman modern ini, fenomena cinta melanggar kodrati semakin merebak, sebagai manusia hanya bisa menanyakan kodrat dan aturan yang diciptakan, baik berdasarkan aturan agama ataupun mitos leluhur. Di benak para manusia yang menjalani harmoni perbedaan itu pasti akan menanyakan:
     
      “Kenapa dilarang, toh kita sama-sama manusia, sama-sama
       makhluk Tuhan, saling mencintai?”
      “Kenapa harus dosa, kenapa dianggap mencundangi
       aturan agama?”

Akhirnya yang terjadi ya sudah dilakukan saja, asal cinta bersatu dan tidak mengganggu orang lain. Seperti inilah manusia post modern berfikir, yang terjadi adalah pelegalan perbedaan yang secara kodrati memang dilarang. Menyepelekan aturan agama yang ujung-ujungnya menjadi agnostik.

Hmmm, Saya menjelaskan di awal artikel ini bahwa, kebanyakan film Amerika membuat kita berfikir siapa sih Tuhan? Di mana sih Tuhan berasal? Apakah benar-benar ada? Mereka seperti mengakui bahwa alien itu adalah makhluk terdahulu kita. Karena ternyata DNA alien dan manusi itu sama (Promotheus). Di film ini pun tersirat akan esensi ketuhanan. Bisa dilihat di cerita ke-6.

Di sini dilihatkan perbedaan pendapat akan kepercayaan. Meronym dan Zachry, dua manusia yang berasal dari peradaban, kepercayaan, dan suku yang berbeda. Zachry yang mempercayai Somni 541, menganggap bahwa Somni adalah dewa kebaikan, yang ia sembah bersama-sama pengikut lain. Sedangkan Meronym, manusia yang berasal dari peradaban lain berpendapat bahwa:
     
     “Semua manusia di dunia ini menyembah kepada
     ‘unsur yang sama’ dengan cara yang berbeda-beda.”

    “Suku kamu menyembah Somni 541, apakah kamu tahu tentang
     kehidupan dewa yang kamu sembah? Kamu tahu kalau Somni 541
     itu dulunya seperti apa? Bagaimana tingkah lakunya?
     Meskipun buruk, tapi kamu tetap menyembahnya.”

Dari dialog ini terlihat argumen tentang adanya ‘Tuhan’ tentang ‘unsur’ yang manusia anggap sebagai ‘Tuhan’ dianut atas dasar ‘agama’. Banyak agama di dunia ini, manusia mempercayai Tuhan dari ajaran agama yang dianut. Mereka berdoa kepada Tuhan yang sama dengan cara masing-masing.

Dari dialog cerita ke-5 yang ada hubungannya dengan cerita ke-6. Di sini Somni 541 ditanyai oleh laki-laki:
      L: “Kamu membuat suatu persatuan, mengepalai persatuan itu,
          kemudian membuat orang setelah kamu menyembah kamu,
          dan menganggap  kamu dewa.”

     Somni 541: “Saya memang sadar bahwa persatuan dibentuk, 
                           pasti akan berakhir pula, seperti ajaran yang pernah saya lontarkan, 
                           saya tidak menjamin ajaran itu benar, 
                           tapi buktinya sudah banyak yang percaya
                           akan adanya ajaran itu.” “Ketika pintu dunia ditutup, 
                           pintu yang lain akan terbuka, manusia tak pernah tidur, 
                           meraka akan menjalani kehidupan lain di pintu lain.”

Nah, itulah cerita tentang Cloud Atlas dan pesan-pesan yang tersembunyi dalam film tersebut. Dari uraian yang saya jelaskan, bisa dimengerti akan adanya “Harmoni Perbedaan” dan “Esensi Kepercayaan”. Menurut saya, saya setuju dengan teori Plato:

         “Tuhan adalah keberadaan yang Ilahi, bersifat rohani
          atau akal, dalam arti: yang keadaanya berlawanan dengan
          yang bendawi, yaitu keberadaan yang halus,
          yang tidak tampak, yang tidak dapat diraba atau 
          yang disebut dengan transeden"

Dari teori tersebut bisa dijabarkan bahwa, Tuhan itu ada dalam akal kita, kita mempercayai suatu ‘zat’ yang tak bisa terdefinisikan, keberadaannya itu kekal, kita percaya akan adanya Tuhan. Jadi, di mana dan siapa Tuhan itu tak akan mungkin kita bisa menemukannya. Menurut saya pencarian itu membuang-buang waktu. Seperti halnya orang agnostik, mereka percaya akan adanya Tuhan yang tertanam dalam benaknya, namun mereka mengingkari hati nuraninya untuk tetap mencari ‘Siapa Tuhan itu’. Semua orang pasti menuhankan sesuatu, seperti kepercayaan pada benda-benda ataupun orang ateis, mereka menuhankan kepercayaannya akan ketidakpercayaannya terhadap eksistensi Tuhan. <<< nah bingung gak tuh sama kata2 saya yang ini. Hahahhaa

Oke, anyway, kalo saya bercerita tentang esensi Ketuhanan bakalan panjang, niat hati kan Cuma mau review, tapi karena gregetan untuk nulis ini, ya sudah begini jadi campur-campur. Lain kali akan dibahas lagi tentang ‘Pencarian Tuhan’ ini. :D

0 comments:

Post a Comment

 

A Great person is the Best Dreamer Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos