Jakarta, 21 April 2013
Seminggu lalu saya membuat kompetisi menulis tentang “Kartini
Masa Kini”. Seperti apa pandangan mereka tentang Kartini di jaman Modern.
Banyak yang berpartisipasi dan menyeruakan pendapatnya tentang Kartini Masa
Kini menurut hemat mereka. Saya ambil kesimpulannya saja, di antara peserta
yang mengikuti kompetisi ini berpendapat bahwa Kartini Masa Kini adalah perempuan-perempuan
yang memiliki jiwa mandiri, kerja keras, selalu berjuang dan tak meninggalkan
kodratnya sebagai perempuan. Yakni, sebagai seorang istri dan seorang Ibu.
Saya setuju dengan pendapat para peserta kompetisi. Menurut
saya sendiri, seorang Kartini Masa Kini adalah seorang wanita yang mandiri
tentu saja. Sudah tak takut lagi untuk berkompetisi dengan pria. Sudah tak ada
bedanya lagi di dunia karir dengan pria, dan seorang wanita yang mau
menyuarakan pendapat dan ide cemerlangnya untuk kemajuan bangsa dan diri
sendiri. Mereka tak ubahnya adalah seorang wanita yang tak lupa akan peranannya
sebagai seorang ibu dan seorang istri. Bebannya pastilah lebih berat daripada
seorang pria. Bila pria hanya bekerja untuk dirinya sendiri dan menghidupi
keluarganya, setelah bekerja ya sudah, mereka tak mengerjakan pekerjaan rumah
ataupun mengurus anak-anak. Beda dengan seorang wanita, di mana ia selain
totalitas terhadap bidang kerjanya juga harus mengurusi anak-anak mereka dan
juga mengurusi suaminya. Topik tentang gender ini memang tak akan pernah habis
jika dibahas. Jika wanita ingin bekerja, mereka harus siap mengampu double job
dan keduanya juga harus all out! Tidak bisa tidak!
Ketika saya membuat kompetisi ini saya langsung teringat
dengan kakak saya yang baru saja berpulang dan melanjutkan kehidupannya di rumah
Allah. Ia adalah HARNI KOESNO seorang Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia. Beliau
merupakan potret Kartini Masa Kini. Perjuangannya dalam karir dan pendidikannya
sangatlah luar biasa. Selain itu perannya sebagai seorang Ibu tidak bisa
disepelekan. Ia selalu all out dalam karirnya, tapi tak lupa akan peranannya
sebagai seorang Ibu. Dengan kesibukannya yang sungguh padat ia berhasil mengentaskan
keempat anaknya dengan prestasi di atas rata-rata.
Setahun lalu, tepat di Hari Kartini juga beliau dinobatkan
sebagai Wanita Inspiratif versi Majalah Kartini. Saya selalu teringat akan
semboyan beliau tentang “Ibu Sehat, Anak Sehat, Bangsa Sehat”. Ia selalu
menggembar-gemborkan semboyan tersebut di manapun ia berada. Tidak di dalam
karirnya saja, namun keramahan dan kebaikannya kepada setiap insan membuat saya
terkagum-kagum. Beliau tak pernah bilang ‘TIDAK’ kepada setiap keluarganya yang
meminta bantuan kepadanya. Dan beliau telah berhasil mencetak puluhan sarjana-sarjana
dengan ketulus ikhlasannya. Dengan ikhlas ia menyekolahkan kami, menguliahkan
kami, member kehidupan kepada kami tanpa meminta balasan apapun. Jiwanya
sungguh mulia, asal ia melihat sodara-sodaranya hidup makmur dan tercukupi,
beliau sudah bahagia dengan ketulusan senyum yang selalu ia pancarkan.
Kebaikan beliau tak bisa saya tuliskan dalam satu laman ini.
Saya beruntung telah dilahirkan menjadi anak bapak saya dan menjadi adiknya.
Baik budi dan jasanya sungguh luar biasa dalam kehidupan saya. Saya lulus
sekolah karena beliau, saya menjadi sarjana juga karena beliau. Saya juga
merasa beruntung telah mencecap pengalaman berharga tinggal bersamannya selama
empat tahun. Dalam kurun waktu 4 tahun tersebut saya belajar banyak tentang
kehidupan, tentang menghadapi dunia. Ia menginspirasi saya dalam setiap
tindakan, keikhlasan, kemandirian dan kerja keras. Setiap perkataan yang keluar
darinya selalu member pelajaran kepada saya. Beliau selalu berkata:
“Menjadi orang yang tidak punya, kita harus pintar,
kita
tidak dilahirkan menjadi orang kaya, maka kita harus membuat diri kita menjadi
KAYA”.
Beliau selalu ramah kepada semua orang, selalu akrab dengan
siapa saja tak pandang mereka siapa walaupun ia sudah menjadi wanita yang
sukses. Senyumnya membuat saya teringat terus menerus, kesantunan dalam
perilakunya, dan ketegasan setiap gerak langkahnya. Saya bersyukur telah dekat
dengannya di empat tahun terakhir usia beliau. Darinya lah saya mendapatkan
sejuta inspirasi, semangat tinggi, dan bermimpi setinggi-tingginya. Ia berjuang
dengan pemikirannya, mengabdi dengan ketulusan dan menjadi pemimpin yang
amanah. Semoga diperluas alam kubur beliau, semoga ia selalu tersenyum ramah
seperti ketika ia di dunia.
Engkau bagaikan Oase dalam hidup kami.
I adore all about you, your action, your smile, your
kindest, and your achievement. ^^
0 comments:
Post a Comment